1. Klasifikas i Ilmu
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (materiil saja), atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
2. Teori Terjadinya Alam Semesta
Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein. George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini, astronomer Belgia, Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat (aftermath) dari "sesuatu" itu. Pemikiran teoretis kedua ilmuwan ini tidak menarik banyak perhatian dan barangkali akan terabaikan kalau saja tidak ditemukan bukti pengamatan baru yang mengguncangkan dunia ilmiah pada tahun 1929. Pada tahun itu, astronomer Amerika, Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium Mount Wilson California, membuat penemuan paling penting dalam sejarah astronomi. Ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya, dia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum, dan bahwa pergeseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi. Penemuan ini mengguncangkan landasan model alam semesta yang dipercaya saat itu.
Menurut aturan fisika yang diketahui, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik observasi cenderung ke arah ungu, sementara spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik observasi cenderung ke arah merah. (Seperti suara peluit kereta yang semakin samar ketika kereta semakin jauh dari pengamat). Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa menurut hukum ini, benda-benda luar angkasa menjauh dari kita. Tidak lama kemudian, Hubble membuat penemuan penting lagi; bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi; mereka juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya kesimpulan yang bisa diturunkan dari alam semesta di mana segala sesuatunya saling menjauh adalah bahwa alam semesta dengan konstan "mengembang".
Hubble menemukan bukti pengamatan untuk sesuatu yang telah "diramalkan" George Lamaitre sebelumnya, dan salah satu pemikir terbesar zaman kita telah menyadari ini hampir lima belas tahun lebih awal. Pada tahun 1915, Albert Einstein telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan-perhitungan berdasarkan teori relativitas yang baru ditemukannya (yang mengantisipasi kesimpulan Friedman dan Lemaitre). Terkejut oleh temuannya, Einstein menambahkan "konstanta kosmologis" pada persamaannya agar muncul "jawaban yang benar", karena para ahli astronomi meyakinkan dia bahwa alam semesta itu statis dan tidak ada cara lain untuk membuat persamaannya sesuai dengan model seperti itu. Beberapa tahun kemudian, Einstein mengakui bahwa konstanta kosmologis ini adalah kesalahan terbesar dalam karirnya.
Penemuan Hubble bahwa alam semesta mengembang memunculkan model lain yang tidak membutuhkan tipuan untuk menghasilkan persamaan sesuai dengan keinginan. Jika alam semesta semakin besar sejalan dengan waktu, mundur ke masa lalu berarti alam semesta semakin kecil; dan jika seseorang bisa mundur cukup jauh, segala sesuatunya akan mengerut dan bertemu pada satu titik. Kesimpulan yang harus diturunkan dari model ini adalah bahwa pada suatu saat, semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai "volume nol" karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita muncul dari hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan "Dentuman Besar" dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti pengamatan.
Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu "tidak ada". Seluruh alam semesta diciptakan dari "ketidakadaan" ini. Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan dengan pendapat materialisme, yang mengatakan bahwa "alam semesta sudah ada selamanya".
3. Mitos
Konon ada seorang bernama Haka. Ia adalah seorang saudagar kaya dari negeri Cina. Pekerjaannya adalah transaksi jual beli hasil bumi dan berkelana keseluruh penjuru dunia. Singkat cerita, tibalah Haka di pulau Borneo/Kalimantan, setelah itu ia menemukan sebuah gua yang akan dijadikan tempat untuk beristirahat. Namun didalam gua tersebut, Haka bertemu seekor Naga yang sangat besar sekali. Diatas kepala sang Naga tampak berkilauan ternyata kilauan cahaya tersebut merupakan pantulan dari sebuah Batu Permata yang berada diatas kepala sang Naga. Haka kemudian berpikir, seandainya batu permata yang berada diatas kepala sang Naga itu dapat ia peroleh, tentunya ia akan menjadi sangat kaya. Dikarenakan batu permata tersebut harganya sangat mahal, dengan segala upaya Haka berusaha untuk mengambil batu permata tersebut, namun ia todak berhasil. Karena kekuatan Naga sangat luar biasa dengan semburan apinya yang sangat panas dari mulut sang Naga. Haka pun menyerah, ia memutuskan untuk kembali pulang ke negrinya.
Sesampainya di negri Cina, Haka pun menghadap seorang Raja dan menceritakan tentang sang Naga kepada baginda Raja. Mendengar cerita Haka, Raja pun tertarik dan mengumpulkan seluruh pasukan kerajaan untuk mendiskusikan bagaimana agar bisa mengalahkan sang Naga dan mengambil batu permata tersebut. Akhirnya disepakati, seluruh pasukan yang akan diberangkatkan melawan sang Naga, pasukan pun dibuatkan pakaian anti api dengan persenjataan yang amat sangatlah lengkap. Berangkatlah mereka dari negri Cina berlayar menuju pulau Kalimantan bersama Haka untuk membunuh sang Naga. Pasukan kemudian dibagi menjadi dua bagian. Pasukan pertama naik kedaratan bersama Hakamenuju gua, dan pasukan kedua menunggu diatas kapal.
Pasukan yang dipimpin Haka pun berangkat menuju gua dimana sang Naga berada. Sesampai di gua, sang Naga sedang tertidur pula. Haka memerintahkan kepada pasukannya untuk tenang dan jangan sampai menimbulkan suara. Dengan sangat hati-hati Haka beranjak mendekati sang Naga. Alhasil, batu permata yang berada diatas kepala sang naga pun dapat diperoleh Haka tanpa harus berperang melawan sang Naga. Bersukacitalah seluruh pasukan Haka ,karena telah berhasil mendapatkan batu permata itu tanpas susah payah melawan sang Naga. Batu permata pun dipegang secara bergantian oleh para prajurit ,karena mereka ingin sekali melihat wujud batu permata tersebut. Dan tanpa mereka sadari , suara tawa sukacita mereka membuat sang Naga terbangun dan menghajar mereka. Haka dan pasukannya kemudian tunggang langgang menyelamatkan diri menuju kapal. Sang prajurit yang pada saat itu tengah memegang batu permata tersebut berhasil masuk ke kapal dan memerintahkan agar kapal segera berlayar. Nasib tidak beruntung, Haka dan beberapa prajurit tertinggal didaratan, kapal telah berlayar membawa batu permata menuju negeri Cina dan tidak pernah kembali lagi menjemput Haka dan prajuritnya.
Akhirnya, Haka dan prajurit yang tersisa berjalan menyusuri hutan rimba dan sungai untuk mencari makanan. Mereka pun menemukan sebuah perkampungan dan meminta pertolongan kepada masyarakat setempat. Karena tidak ada lagi pilihan lain untuk kembali ke negeri asalnya, haka dan prajurit pun kemudian menetap diperkampungan tersebut. Hingga akhirnya mereka pun bisa beradaptasi dengan masyarakat tersebut, berkeluarga dan dari situlah asal mula Penduduk Pulau Kalimantan memiliki Ras dari Negeri Cina.
Setelah sekian tahun, perkembangan penduduk semakin pesat. Haka membawa sebagian penduduk untuk pindah ke daerah lain. Tempat tersebut bernama APAU AHE. Di APAU AHE lah masyarakat Haka terus tumbuh dan berkembang.
IRANG DAU merupakan sebuah patung bastu berukuran tinggi kurang lebih 30 cm dengan berat kurang lebih 15 Kg, berbentuk manusia kedua tangannya menopang dagu seperti layaknya orang kedinginan, ditemukan oleh seorang pejala ikan disungai pada tahun 1930 , patung ini memiliki kekuatan supranatural yang sangat luar biasa. Konon, pada jaman dimana Suku Dayak Kenyah masih menganut animisme, keberadaan IRANG DAU merupakan tempat meminta bantuan untuk kepentingan masyarakat Suku Dayak Kenyah. Misalnya, meminta musim penghujan, meminta kelimpahan hasil panen, mengusir wabah penyakit, mencari orang yang tenggelam di laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar