TUGAS
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT JAMINAN
SOSIAL TENAGA KERJA (PERSERO)
Nama : Muhamad Fachrudin
Kelas : 3DA01
NPM : 44211650
Mata Kuliah : Analisis
Laporan Keuangan
Dosen : Mulatsih
Depok
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Soemarso dalam bukunya (
Financial Statement Analysis ) (2006:430), laporan
keuangan adan hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka
lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu
fenomena.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul
Halim, dalam bukunya yaitu Analisis Laporan Keuangan (2002:63), laporan
keuangan adalah yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan
digabungkan dengan informasi yang laon, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Menurut Dwi Prastowo, (2002:52),
menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur
tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan
tersebut.
Menurut PSAK ( Standar Akuntansi
Keuangan ), laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklarifikasikan dalam
beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. (IAI, 2002 : par 47)
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku
Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan
keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu
Menurut Martin (2002:481),
analisa keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang
dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan
kinerja keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk
menemukan kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup
neraca, laporan laba rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana.
Menurut Munawir dalam bukunya yang
berjudul “Analisa Laporan Keuangan” menyatakan :
“Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Perubahan Modal atau Laba yang ditahan, walaupun dalam prakteknya
sering diikutsertakan beberapa daftar yang sifatnya untuk memperoleh kejelasan
lebih lanjut. Misalnya, laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas,
perhitungan harga pokok, maupun daftar-daftar lampiran yang lain.” (2002:13)
Tujuan Laporan Keuangan
Ada 2 jenis
tujuan dari laporan keuangan, antara lain tujuan umum dan tujuan kualitatfif.
Tujuan laporan keuangan secara umum adalah sebagai berikut :
·
Informasi yang dapat dipercaya
mengenai perubahan sumber ekonomi netto suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan dalam rangka mendapatkan laba.
·
Memberikan informasi yang dapat
dipercaya mengenai Aktiva, Kewajiban & Modal.
·
Membantu para pemakai dalam
memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
·
Memberi informasi penting lainnya
mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi & kewajiban seperti informasi
mengenai aktivitas belanja.
·
Mengungkapkan informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai
laporan keuangan.
Tujuan Kualitatif laporan keuangan :
·
Relevan
Biasanya relevansi suatu
informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya karena jika informasi
tersebut tidak relevan maka informasi tersebut tidak ada gunanya bagi pemakai
informasi tersebut.
·
Dapat dimengerti
Informasi harus dapat
dimengerti yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakainya, sehingga
pemakai diharapkan mempunyai kemampuan mengenai aktivitas perusahaan, proses
akuntansi & laporan keuangan.
·
Daya uji
Untuk dapat meningkatkan
manfaatnya maka harus dapat diuji kebenarannya oleh pengukur yang independen
dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, namun ini bersifat subyektif.
·
Netral
Informasi harus untuk
kepentingan umum pemakai, tidak boleh tergantung pada kebutuhan atau keinginan
pihak tertentu.
·
Tepat waktu
Hal ini dimaksudkan supaya
dapat digunakan secepat mungkin & menghindari tertundanya suatu keputusan
hanya karena tidak tepat waktu.
·
Daya banding
Laporan akan lebih berguna jika laporan tersebut
disajikan secara komparatif, misalnya dikomparatifkan dengan tahun sebelumnya
atau misalnya dikomparatifkan dengan laporan keuangan dengan perusahaan yang
sejenis pada tahun yang sama.
·
Lengkap
Maksudnya bahwa tidak hanya
menghendaki pengungkapan fakta keuangan yang penting saja melainkan juga
menghendaki penyajian fakta tersebut sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan
bagi para pemakainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Laporan Keuangan PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PERSERO)
1.
Laporan Posisi
Keuangan Konsolidasian
2.
Laporan Laba Rugi Konsolidasian
3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
4.
Laporan Arus Kas Konsolidasian
PERHITUNGAN
RASIO KEUANGAN
Rasio
Likuiditas
Adalah
menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri
dari :
1.
Current
Ratio
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang
lancar)
Pada tahun 2012, CR = ( Rp. 80.902.820.196.776
: Rp. 1.632.154.769.988 )
= 49,568
Pada tahun 2011,CR = (
Rp. 67.230.961.009.629 : Rp. 1.575.257.359.743 )
= 42,679
Pada tahun
2010,CR = (Rp. 60.671.782.796.215
: Rp. 1.429.270.211.928 )
= 42,449
Kesimpulan : Setiap
Rp.1 utang lancar dijamin oleh 49.568 harta lancar atau perbandingannya antara
aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 2012 = 49,568 : 1, 2011 = 42,679 : 1,
2010 = 42,449 : 1
2.
Acid
test ratio (Ratio Immediate Solvency)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Note : Karena disini perusahaan yang
digunakan adalah perusahaan jasa, jadi pada perhitungan quick ratio tidak ada.
Ratio
Solvabilitias
Rasio ini disebut juga
Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya
dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan
sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
1.
Total
debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri,
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total
Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
pada tahun 2012, = (Rp.
130.980.600.510.481 : Rp. 1.500.000.000.000) x
100%
= 87,32 = 100%
Pada tahun 2011, = (Rp.
111.801.562.145.787
: Rp. 1.000.000.000.000) x 100%
= 111,8 = 100%
Pada tahun 2010, = (Rp. 97.350.648.631.892 : Rp. 600.000.000.000)
x 100%
= 162,25 = 100%
Kesimpulan: perusahaan
dibiayai oleh utang 100% untuk tahun 2010 sampai dengan 2012 menunjukan
kreditor menyediakan Rp.100,- untuk setiap Rp.100
2.
Total
debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar
dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini
menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Rumus:
Total Debt to Asset Ratio =
(Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Pada tahun 2012, = (Rp.
130.980.600.510.481 : Rp. 137.532.451.496.177)
x 100%
= 0,95 = 95%
Pada tahun 2011, =
(Rp. 111.801.562.145.787 : Rp. 116.627.200.887.461)
x 100%
= 0,96 = 96%
Pada tahun
2010, = (Rp. 97.350.648.631.892 : Rp. 102.741.106.176.299)
x 100%
= 0,95 = 95 %.
Ratio
Rentabilitas
Rasio ini disebut juga
sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas
suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
1.
Gross
Provit Marginal (Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi
dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan
laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x
100%
Pada tahun 2012, = (Rp. 2.958.505.797.695 : Rp. 4.696.264.537.790)x
100%
= 0,63 = 63%
Pada tahun 2011, =(Rp. 2.438.243.624.273
: Rp. 3.851.067.334.268)
x 100%
= 0.63 = 63%
Kesimpulan: kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor dari pejualan bersih
adalah sebesar 2012 = 63%, 2011 = 63%
2.
Net
Profit Marginal (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba
bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus:
NPM = (Laba setelah pajak / Total
Aktiva) x 100%
Pada tahun 2012, = (Rp. 2.199.349.175.620
: Rp. 137.532.451.496.177)
100%
= 0,016 = 1,6%
Pada tahun 2011, = (Rp. 652.982.666.390 : Rp. 116.627.200.887.461)
100%
= 0,005 = 0,5%
Kesimpulan: kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar
2012 = 1,6%, 2011 = 0,5%
3.
Operating Profit Margin
Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang
diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga
dan pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
RUMUS:
OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x
100%
Pada tahun 2012, = (Rp. 2.199.349.175.620
: Rp. 4.696.264.537.790) x 100%
= 0,47 = 47%
Pada tahun 2011, =(Rp. 652.982.666.390
:
Rp. 3.851.067.334.268) x 100%
= 0,17 = 17%
Kesimpulan: Operating
ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga ratio ini rendah
menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang
terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba besar.
1.
Return
of Asset
Adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan
mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.
RUMUS:
ROA = (Laba bersih setelah pajak / total
aktiva) x 100%
Pada tahun 2012, = (Rp. 2.199.349.175.620
: Rp. 137.532.451.496.177) x 100%
= 0,016 = 1,6%
Pada tahun 2011, = (Rp. 652.982.666.390
: Rp. 116.627.200.887.461) x 100%
= 0,005 = 0,5%
Kesimpulan: laba
bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 1,6%
2.
Return
of Equity
Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk setiap satuan mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam
pengertian ini, seberapa besar perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya
per satu mata uang yang diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.
RUMUS:
ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total
Modal Pemegang Saham) x 100%
Pada tahun 2012, = (Rp. 2.199.349.175.620
: Rp. 1.500.000.000.000) x 100%
= 1,47 = 100%
Pada tahun 2011, = (Rp. 652.982.666.390
:
Rp. 1.000.000.000.000) x 100%
=0,65 = 100 %
Rasio
Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki
oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan
kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara
kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang
rata-rata merupakan perputaran piutang.
RUMUS:
Perputaran Piutang = (Penjualan /
piutang usaha)
Perputaran
piutang 2012 = (Rp. 4.696.264.537.790
: Rp. 3.287.074.033)
= 1428,7
Perputaran piutang 2011
= (Rp. 3.851.067.334.268
: Rp. 7.462.731.412)
= 516,03
Faktor – Faktor yang mempengaruhi
kenaikan dan penurunan setiap tahunnya :
1.
Current Asset
Current Asset PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan karena jumlah peminat asuransi tenaga kerja semakin meningkat. Dalam
dunia kerja asuransi tenaga kerja sangatlah penting, agar jika terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan suatu saat. Seorang karyawan tidak lagi mempermasalahkan
tentang keuangan. Perusahaan asuransi sudah menanggungnya. Maka dari itu faktor
ini lah yang menjadi kenaikan current asset perusahaan.
2.
Quick Ratio
Karena perusahaan yang
dipakai adalah perusahaan jasa, maka perhitungan quick rasio ditiadakan.
3.
Total debt to equity ratio (Rasio hutang
terhadap Equitas)
Rasio ini merupakan
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya terhadap modal sendir, setiap
tahunnya mengalami peningkatan, karena dengan penambahan modal yang meningkat
setiap tahunnya. Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang pun semakin besar.
4.
Total debt to asset ratio (Rasio Hutang
terhadap Harta)
Pada tahun 2010 ke
2011 mengalami peningkatan, namun sebaliknya pada tahun 2011 ke 2012 mengalami
penurunan kembali, hal ini disebabkan oleh total aktiva yang didapatkan pada
tahun 2011 hanya lebih sedikit dari total hutang pada tahun tersebut.
5.
Gross Provit Marginal (Margin Laba
Kotor)
Pada rasio ini setiap
tahunnya tidak mengalami peningkatan atau penurunan, melainkan stabil, mungkin
hal ini disebabkan oleh target perusahaan dalam mencapai laba kotor yang
didapatkan setiap tahunnya.
6.
Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Perusahaan mengalami
peningkatan yang signifikan dalam rasio analisis ini, contohnya pada tahun
2011, perusahaan mendapatkan 0,5% namun pada 2012 menjadi 1,6%, hal ini
disebabkan karena laba setelah pajak yang didapatkan pada 2012 bisa 3 kali
lipat dari tahun 2011.
7.
Operating
Profit Margin
Dalam rasio ini
perusahaan PT Jaminan Sosia Tenaga Kerja mengalami peningkatan yang signifikan
juga. Hal ini disebabkan karena perusahaan membuat target pendapatan yang lebih
besar dari tahun sebelumnya. Dan perusahaan pun berhasil meningkatkan total
laba yang sudah dipotong dengan pajak.
8.
Return Of Asset
Rasio ini pun mengalami peningkatan
setiap tahunnya, faktornya pun sama, yaitu dengan mencapai target laba setelah
pajak. Karena setiap tahunnya perusahaan ingin selalu memberikan jaminan
asuransi bagi para tenaga kerja, minat pun banyak dari kalangan tenaga kerja.
9.
Return Of Equity
Dengan jumlah yang
semakin meningkat setiap tahunnya, perusahaan pun dapat membayar modal saham
dengan cepat. Jadi antara modal saham dan laba setelah pajak yang didapatkan
setiap tahunnya, hal ini membuat satu sama lain akan saling menguntungkan.
10.
Perputaran Piutang
Penjualan kredit yang
dilakukan oleh perusahaan setiap tahunnya meningkat. Perputaran piutang pun
meningkat setiap tahunnya, faktornya adalah para konsumen yang ingin mencoba
membayar asuransi dengan metode bertahap kepada perusahaan.